JURNAL FISIOTERAPI
Abstrak Fisioterapi
Vol. 6 No. 1, April 2006
|
Written
by Erwan Baharudin
Friday, 16 April 2010
07:55
|
Manfaat Penambahan Knee Support
Pada Pelaksanaan Terapi MWD, US, Latihan Isometrik Terhadap Pengurangan
Nyeri Akibat Cidera Ligamen Collateral Medial Lutut Stadium Lanjut
S.Indra Lesmana, Andrianto
Abstrak. Cidera ligamen collateral medial
sendi lutut merupakan salah satu cidera pada sendi lutut yang mengenai
tali pengikat sendi bagian medial yang diakibatkan oleh trauma langsung pada
bagian medial
sendi lutut. Penelitian dilakukan
di RSUD. Kota Bekasi dari bulan Agustus 2004–Februari 2005
yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh MWD, US, Latihan
Isometrik dan Pemakaian Knee Support dengan MWD, US, dan Latihan Isometrik
terhadap penurunan nyeri akibat Cidera Ligamen Collateral Medial Sendi
Lutut Stadium Lanjut. Analisa data dengan uji Wilcoxon untuk
mengetahui kemaknaan perlakuan. Sedangkan untuk mengetahui ada perbedaan
kemaknaan antara perlakuan yang diberikan pada kelompok perlakuan 1
dengan kelompok perlakuan 2 digunakan uji Mann Whitney.
Penelitian menyimpulkan bahwa pemberian terapi MWD, US, Latihan
Isometrik, dan Pemakaian Knee Support berpengaruh dalam mengurangi nyeri
akibat cidera Ligamen Collateral Medial Lutut Stadium Lanjut
dengan nilai P Value=0,005 (P<α, α=0,05). Pada pemberian terapi MWD,
US, dan Latihan Isometrik juga berpengaruh dalam mengurangi nyeri akibat
cidera Ligamen Collateral Medial Lutut Stadium Lanjut dengan nilai P
Value=0,005 (P<α, α=0,05). Dari uji Mann Whitney didapat nilai P
value=0,000 (P<α, α=0,05), yang berarti ada perbedaan yang sangat
bermakna terhadap pengurangan nyeri antara kelompok perlakuan 1 dan
kelompok perlakuan 2. Kata Kunci:
Knee Support, Latihan Isometrik, Cidera Ligamen Collateral Medial
Pengaruh Penggunaan Splint Terhadap
Penurunan Spastisitas Penderita Stroke
Totok Budi Santoso, J. Hardjono
Abstrak. Penelitian yang akan dilakukan ini
bertujuan ingin mengetahui bagaimanakah pengaruh splint dan berapakah
waktu yang diperlukan untuk dapat menurunkan tonus otot yang tinggi pada
penderita stroke. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau
quasi experiment. Desain penelitian dilakukan menurut rancangan
pretest-postest with control Group . Dalam rancangan dilakukan pemilihan
untuk menentukan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, kemudian
dilakukan pretest (01) pada ketiga
kelompok, diikuti intervensi (X1)
pada kelompok eksperimen. Agar efek pemberian splint terlihat
antara berbagai lama waktu pemakaian, maka kelompok eksperimen terdiri
atas tiga kelompok (A , B, dan C). Kelompok eksperimen A diberikan
perlakuan berupa pemakaian splint selama 1 jam, kelompok B diberikan
pemakaian splint selama 2 jam,
sedengan kelompok C diberikan perlakuan pemakain splint selama 3
jam. Populasi dalam penelitian adalah semua penderita stroke yang
melakukan kunjungan ke poliklinik fisioterapi RSU PKU Muhammadiyah
Surakarta periode Januari sampai dengan April 2005. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive
sampling. Jumlah sampel ditetapkan 60 dengan masing-masing
kelompok perlakuan sebanyak 20 orang. Pengumpulan data dengan
menggunakan skala asworth yang telah
dimodifikasi baik sebelum maupun
setelah pemakain splint. Analisa data meliputi analisis
deskriptif kemudian diikuti analisa uji beda baik dalam setiap kelompok
perlakuan maupun antar kelompok perlakuan. Untuk melakukan analisa ini
peneliti menggunakan alat bantu software SPSS versi 10.00 for
windows. Metode analisa yang dipakai adalah analisa statistik non parametrik
Wilcoxon untuk uji beda dalam kelompok dan Kruskal-Wallis untuk uji beda
antar kelompok. Pada akhir penelitian ternyata pada pemakaian alat bantu
splint selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam semuanya dapat menurunkan spastisitas
otot penderita stroke dengan hasil statistik yang bermakna. Waktu yang
paling efektif dalam pemakaian splint untuk menurunkan spastisitas otot
penderita stroke adalah selama 2 jam. Terdapat perbedaan yang
bermakna antara pemakaian alat bantu splint selama 1 jam, 2 jam dengan 3
jam terhadap penurunan spastisitas penderita stroke. Kata Kunci : Splint, Spastisitas, Stroke
Beda Pengaruh Penambahan Long Axis
Oscillated Traction Pada Intervensi MWD Dan TENS Terhadap Pengurangan
Rasa Nyeri Pada Capsullar Pattern Akibat Osteoatritis Lutut
M.Irfan, Rizka Gahara
Abstrak. Penelitian ini bertujuan mengetahui
perbedaan pengaruh penambahan Long axis oscillated traction pada
intervensi MWD dan TENS terhadap penurunan nyeri pada kondisi capsullar
pattern akibat osteoatritis lutut. Penelitian ini dilaksanakan di unit
Fisioterapi RSAL MINTOHARDJO Bendungan Hilir, Jakarta. Dimulai pada
tanggal 11 Juli sampai 20 Agustus 2005. Penelitian bersifat Quasi
eksperimental dan mengunakan teknik perposive sampling. Osteoatritis
adalah suatu patologi yang mengenai kartilago hialin
dari sendi lutut, kondisi ini
berpengaruh pada pengerasan jaringan subchondral, rawan sendi
mengeras, pemendekan capsul-ligament, spasme otot dan terjepitnya saraf
poli modal yang berada di sekitar sendi oleh osteofite maka keluhan yang
dapat timbul yaitu berupa nyeri. Pemberian intervensi MWD, TENS dan long
axis oscillated traction memberikan pengaruh yang sangat bermakna pada
penurunan nyeri akibat osteoatritis lutut. Hal ini disebabkan karena
efek terapetik dari MWD dan TENS melalui level sensoris dan level spinal
serta efek traksi pada jaringan sekitar sendi. Hasil uji Mann-Whitnay selisih
nilai VAS akhir pada
kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol menunjukan nilai P = 0,001, terdapat perbedaan pengaruh yang
sangat signifikan pada kedua kelompok. Peneliti
menyimpulkan bahwa penambahan long axis oscillated traction pada
intervensi MWD, TENS berpengaruh terhadap penurunan nyeri pada capsullar
pattern akibat osteoatritis lutut. Dengan demikian pemilihan salah satu
metoda dapat digunakan sebagai solusi dan juga kombinasi kedua
intervensi tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Kata Kunci: Long Axis Oscillated Traction,
Capsular Pattern, Osteoarthritis
Perbedaan Pengaruh Pemberian
Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Underwater Dengan
Intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) Dan Ultrasound Gel Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Kasus Plantar Fascitis
Heri Periatna, Liza Gerhaniawati
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan pengaruh pemberian intervensi Micro Wave
Diathermy (MWD) dan Ultrasound
Underwater dengan intervensi Micro Wave Diathermy (MWD) dan Ultrasound
gel terhadap penurunan nyeri pada kasus plantar fascitis. Plantar fascitis
terjadi karena penguluran yang berlebihan pada plantar fascianya yang
dapat mengakibatkan suatu inflamasi pada fascia plantaris yang khususnya
mengenai bagian medial calcaneus sehingga dapat menimbulkan nyeri.
Metode penelitian bersifat Quasi eksperimental untuk mengetahui efek
suatu perlakuan pada objek penelitian. Serta untuk mempelajari manfaat
pemberian intervensi MWD dan ultrasound underwater terhadap
penurunan nyeri pada kasus plantar fascitis dengan metoda pretest post
test design. Penelitian menyimpulkan bahwa pemberian MWD dan ultrasound
underwater dan MWD dan ultrasound gel berpengaruh terhadap penurunan
nyeri pada plantar fascitis, namun berbeda dalam kecepatan
penurunannya. Kata Kunci:
Ultrasound, Micro Wave Diathermy, Plantar Fascitis
Perbedaan Pengaruh Pemberian Short
Wave Diathermy (SWD) Dan Contract Relax And Stretching Dengan Short Wave
Diathermy Dan Transverse Friction Terhadap Pengurangan Nyeri Pada
Sindroma Nyeri Miofasial Otot Levator Skapula
Sugijanto, Bunadi
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan pengaruh terapi Short wave Diathermy dan
Contract Relax and Stretching
dengan Short Wave Diathermy dan Transverse Friction terhadap pengurangan
nyeri akibat sindroma nyeri miofasial otot levator skapula, dimana sampel
penelitian ini
diperoleh dari poliklinik fisioterapi
Badan RSUD Arjawinangun dengan jumlah sampel penelitian 20
orang laki-laki dan perempuan dengan umur 30-40 tahun yang penelitiannya
dilaksanakan pada 23 Juli sampai 3 September 2004. Sindroma nyeri
miofasial otot levator skapula adalah suatu gangguan lokal pada
otot levator Skapula dimana didapatkan adanya miofasial trigger point
atau taut band yang membentuk seperti jalinan tali dan dirasakan nyeri
menjalar (referred pain) saat diprovokasi dan menimbulkan
reflek ketegangan pada otot yang besangkutan. Dengan penerapan
intervensi Short Wave Diathermy dan Contract Relax and Stretching
sebagai perlakuan I, dan penerapan Short Wave Diathermy dan Transverse
Friction sebagai perlakuan II, dapat mengurangi nyeri akibat sindroma
nyeri miofasial otot levator skapula. Dalam penelitian yang dilakukan
pada uji kolmogorov–Smirnov sebelum intervensi hasilnya adalah p=0,759
yang berarti tidak ada perbedaan tingkat nyeri sebelum intervensi pada
kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Dari kedua perlakuan intervensi
ini ternyata sesuai dengan hasil pengujian analisis penelitian setelah
dilakukan empat kali intervensi dan berdasarkan hasil uji Mann-Whitney,
diperoleh nilai p=0,002 yang berarti bahwa ada perbedaan pengaruh yang
sangat signifikan terhadap pengurangan nyeri akibat sindroma nyeri
miofasial otot levator skapula antara kelompok perlakuan I dengan penerapan
terapi Short Wave Diathermy dan Contact Relax and Stretching dengan
kelompok perlakuan II dengan terapi Short Wave Diathermy dan Transverse
Friction. Dimana kesimpulannya adalah terapi Short Wave Diathermy
dan Contract Relax and Stretcing sangat bermakna pengaruhnya terhadap
pengurangan nyeri akibat sindroma nyeri miofasial otot levator skapula
dari pada terapi Short Wave Diathermy dan Transverse Friction.
Kata Kunci: Contract Relax and Stretching,
Transverse Friction, Sindroma Miofasial Otot Levator Skapula.
SUMBER :
http://jurnal.esaunggul.ac.id/index.php/abstrak-fisioterapi-vol-6-no-1-april-2006.html
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar